[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Perkembangan Olahraga Indonesia Era Orde Baru

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]

 

 

Memasuki pemerintahan Orde Baru, kelembagaan bidang olahraga di Indonesia telah mengalami perubahan. Penanganan lembaga olahraga dipegang langsung oleh Direktorat Jenderal Olahraga (Ditjora). Namun, lembaga ini hanya berjalan selama tiga tahun, 1966 hingga 1969, sebab adanya kesulitan dalam berkoordinasi dan keterbatasan anggaran. Dalam perkembangan selanjutnya, bidang olahraga mulai mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui cabang olahraga bulutangkis.Pada masa Orde Baru, perkembangan cabang olahraga di Indonesia telah meningkat. Bahkan, beberapa bidang olahraga juga dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di tingkat internasional, seperti bulutangkis. Saat itu, bulutangkis telah menjadi pusat perhatian di tengah pertumbuhan bidang olahraga lainnya. Para atlet yang bermain dalam cabang bulutangkis pada Orde Baru adalah sebagai berikut: Ferry Soneville Tan Joe Hok Mulyadi Tjun Tjun Rudi Hartono Liem Swie King Verawaty Fajrin Ivana Lie Kedelapan atlet ini berhasil meraih juara dunia dalam pertandingan Piala Thomas Cup maupun All England.

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Karate Selain bulutangkis, cabang-cabang olahraga lainnya juga mulai bermunculan, seperti Taekwondo dan Karate. Karate sendiri adalah olahraga bela diri yang berasal dari Jepang. Awal mula popularitas karate dimulai tahun 1957. Olahraga karate diperkenalkan oleh Chichin Funakoshi (Bapak Karate Modern). Lalu, karate mulai dipertandingkan dalam Japan Karate Association baik untuk tingkat Jepang maupun di tingkat dunia. Sejak saat itu, olahraga karate yang awalnya hanya terkenal di Jepang, berkembang pula di negara-negara lain, seperti Indonesia. Sejarah perkembangan karate di Indonesia mencatat bahwa para mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Jepang, setelah kembali ke tanah air, mereka mengembangkan seni bela diri karate tersebut. Tahun 1964, tokoh-tokoh karate Indonesia mulai bermunculan. Mereka adalah: Baud AD Adikusuma Otoman Nuh Karyanto Ketiga tokoh karate ini kemudian membentuk Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI). Pada 1970, PORKI berperan sebagai anggota sementara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). KONI berfungsi sebagai wadah semua cabang olahraga di Indonesia.

 

Prestasi Perkembangan cabang olahraga di Indonesia semakin beragam bahkan dalam percaturan internasional. Salah satu prestasi gemilang yang pernah dicapai Indonesia adalah tahun 1977 dalam Sea Games IX, Indonesia meraih juara umum dalam tingkat internasional. Setelah itu, mulai tahun 1983, penanganan olahraga secara nasional ditangani oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora). Melalui Menpora, pemerintah menargetkan penanganan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam usaha penyehatan masyarakat Indonesia. Namun, masalah olahraga tidak sepenuhnya dilimpahkan kepada Menpora, melainkan oleh masing-masing cabang olahraga. Pada bagian prestasi akan ditangani langsung oleh KONI Pusat. Referensi: Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka.

 

kompas.com/stori/read/2021/08/21/120000279/perkembangan-olahraga-indonesia-era-orde-baru?page=all.

 

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: