KALIANDA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia (RI), Zulkifli Hasan menyebut, kepala desa (kades) lebih memikirkan pilkada ketimbang petani. Hal ini disampaikan dalam pidato resmi di depan banyak orang yang mendadak ramai diperbincangkan di media sosial (medsos).
Ternyata, pidato tersebut rupanya membuat para kades khususnya di Lampung Selatan tersinggung. Tak sedikit kepala desa yang meluapkan perasaan kesal akibat pernyataan Ketua Umum PAN tersebut.
Dalam potongan video berdurasi 30 detik yang diterima, isi pidato pria yang akrab disapa Zulhas itu menyinggung tentang kepala desa dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Dia menyebut, kalau kades atau kepala desa mayoritas memikirkan pilkada.
Mertua cabup nomor urut 02 Radityo Egi Pratama itu juga menyebut, bahwa kepala desa tidak memikirkan petani. Dia mengatakan, petani tidak memiliki duit. Beda dengan pilkada yang ada duitnya.
“Kades-kades banyak mikirin pilkada, Pak, bukan mikirin petani. Betul enggak? Iya, kan? Petani, petani enggak ada duitnya, pilkada ada uangnya,” ucap Zulhas.
Pidato Zulhas ini, langsung direspons para hadirin. Setelah menyampaikan hal itu, Zulhas langsung bicara mengenai kios-kios, serta distributor pupuk untuk para petani. Sekadar informasi, itu adalah acara pertemuan dengan petani di Kecamatan Natar, pada Minggu (10/11/2024) lalu.
Setelah itu, meminta tanggapan dari beberapa kepala desa terkait Pidato Zulhas itu. Mereka bersedia memberikan komentar dengan syaratnya agar identitasnya dirahasiakan. Bukan karena takut, kepala desa memiliki alasan dan meminta identitasnya tidak ditulis.
Komentar maupun tanggapan kepala desa sangat beragam. Pertama, kepala desa sangat menyayangkan kenapa seorang menteri menghina kades di depan umum. Seharusnya kades itu diberi semangat, bukan malah dicemooh. Selama ini kades juga sudah berjuang untuk petani.
“Kami sudah membangun jalan usaha tani atau akses ke wilayah hasil bumi. Termasuk P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) irigasi,” katanya, Senin (11/11/2024).
Jika bicara masalah pupuk apa lagi yang subsidi, kades ini menyampaikan permohonan maaf. Sebab, selama ini kades tidak pernah dilibatkan oleh toko dan kios. Jadi, dia meminta jangan seenaknya menyalahkan kades dan berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
“Dan kalau bisa, Pak Zulhas meminta maaf atau mengklarifikasi kepada para kepala desa se-Lampung Selatan tentang apa makna dari yang dia ucapkan,” katanya.
Sementara itu, kepala desa lainnya juga ikut memberikan komentar miring terkait pidato tersebut. Sebagai menteri, seharusnya Zulhas bisa lebih bijak dalam berbicara.
Apalagi, selama ini Zulhas sudah dianggap sebagai panutan, dan kebanggaan masyarakat Kabupaten Lampung Selatan. Dalam berbicara, Zulhas sepatutnya memikirkan perasaan orang lain.
“Beliau sudah sepuh, tokoh pula, seharusnya berbicara dengan cara yang santun dan sejuk. Kita bangga dengan prestasi beliau di pemerintahan,” kata dia.
Namun, sangat disayangkan. Meski sukses di pemerintahan, mereka menganggab akhlak Zulhas sama sekali tidak bisa dibanggakan. Mungkin, kata kades ini, karena Zulhas sudah mempunyai segalanya sehingga lupa dan sombong. Justru itulah yang akan menghancurkan apa yang sudah raih selama ini.
“Beliau sudah sepuh, tokoh pula, seharusnya berbicara dengan cara yang santun dan sejuk. Kita bangga dengan prestasi beliau di pemerintahan,” pungkasnya. (red)